fiksimini

Published on

Lena, Oh, Lena

©Dekik

Padahal pagi juga baru mulai dan secangkir kopi adalah teman terindah di teras. Belum juga merasa nikmat itu memuncak, lagi-lagi tetangga sekaligus pacar simpananku berteriak memanggil. Mungkin bukan Lena jika tidak ada huru-hara. "Jande kembang" sebulan dari Jevindra itu telah 'ngedeprok' di halaman.

"Mase' ..., please help me!"

Waduh, kontan mataku terbelalak, masa iya dia cuma pakai handuk melilit dari dada hingga paha dan meraung di halaman. Seperti habis mandi besar dan ingin berjemur karena rambutnya basah kuyup.

"Ade ape to, Jeng!" Aku pun mendekat. Aji 'mumpung' pun aku terapkan untuk menikmati sajian lezat itu.

"Mase', Pace mati!"

"Waaa! Apa? Pacar Tercinta yang mane lagi, Pok?"

"Ya, yang kemarin ...." Aku turut bingung karena di hadapannya ada HP tergeletak. "Semoga hidup lagi, aku jemur dah, Mase'."

"Sabar Pok! Maksud Empok Pace yang mane, ane bingung mau nolong Empok. Cep ... cep ... cep! Jangan menangis seperti ini Pok. Ndak enak diliatin orang lewat, ayo masuk!"

"Nggak mau ..., Pace itu paling setia, kemarin aku makan dia ikut, aku belanja, dia pun ngantar trus bobo' pun dia dengan setia menemani," jelasnya. Aku kian melotot mendengarnya.

"Ja-ja-jadi ... Pok selingkuh, gitu?"

"Aku tadi ajak Pace mandi, tapi tuh, dia malah mati! Mase' gantiin, ya?" Telunjuknya mengarah ke HP yang sementara dia jemur, "Agar dia hidup kembali, Mase'."

"Maksudnya, Pok?"

"Ya, Mase' kan kekasih simpananku di Pace, jika dia mati ... kite kagak bisa selingkung, dong?"

"Jadi apa maunya Pok Lena?"

"Beliin HP baru Mase' tolol! Agar kite bisa mojok di Pacebook!"

"Haaa!"

---**--

fiksimini

Published on fiksi

To be informed of the latest articles, subscribe:
Comment on this post
D
weeh
Reply
H
Yang ini... Swear, hidup banget. Tokoh tokoh yang ada bersliweran di depan mata. Jeleknya kan aku jadi "otomatis" kebayang mbak Lena dalam lilitan handuk... Haghaghaghag. Dengan gaya mbak Lena yang sebenarnya. #haddeeuuh....
Reply